PORTOFOLIO PAI 3
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Sejarah Pendidikan Islam (Tarihut
Tarbiyah Islamiyah) adalah Catatan peristiwa tentang pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan islam sejak lahirnya hingga sekarang ini atau Satu
cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan islam, baik dari segi gagasan atau ide-ide, konsep, lembaga maupun
operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga sekarang ini.
Manfaat Sejarah Pendidikan Islam
adalah sebagai faktor keteladanan, Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang,
Mengambil manfaat dari proses pendidikan Islam guna memecahkan problematika
pendidikan Islam pada masa kini, Memiliki sikap positif terhadap
perubahan-perubahan system pendidikan Islam.Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
Sejarah Pendidikan Islam adalah Sosiollogi, ilmu Sejarah dan Sejarah
Kebudayaan.
PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
PENDIDIKAN ISLAM
PADA MASA NABI
Pokok pembinaan
pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik beratnya adalah
menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa
mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari.Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah
dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan
kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang
pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran , merupakan cermin dan
pantulan sinar tauhid tersebut.
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
Secara umum tugas pendidikan Islam
adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari
tahap ke tahap kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal. Sementara
fungsinya adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan
berjalan dengan lancar.
Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat
dilihat dari dua bentuk :
1. Alat untuk memperluas, memelihara, dan menghubungkan
tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide
masyarakat dan nasional
2. Alat untuk mengadakan perubahan inovasi dan perkembangan.
Menetapkan al-Qur’an dan hadits
sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang
didasarkan pada keimanan semata. Namun justru karena kebenaran yang terdapat
dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dibolehkan
dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan.
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan
pertumbuhan kepribadian manusia. Secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan
melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri manusia yang rasional, perasaan dan
indra, karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek
fitrah peserta didik, aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah
dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif, dan mendorong semua aspek
tersebut berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir
pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada
Allah SWT, baik secara pribadi maupun
seluruh umat manusia. (Samsul Nizar, 2002:38).
IDEOLOGI PENDIDIKAN DAN ALIRAN PEMIKIRAN
PENDIDIKAN ISLAM
Behaviorisme
Paradigma ini berpendapat bahwa: pertama, perilaku anak didik itu terbentuk oleh pengaruh orang dewasa terutama orang tua dan guru. Dalam Psikologi perkembangan aliran ini mirip dengan aliran empirisme John Lock yang mengatakan anak baru lahir bagaikan kertas putih yang mana perkembangannya sangat ditentukan oleh faktor lingkungan. Kedua, tindakan mengikuti stimulus-respon, sehingga bersifat reaktif. Ketiga, hadiah dan hukuman memegang peran penting. Maka asumsinya anak yang melakukan tindakan positif adanya hadiah atau sebaliknya.
Sedangkan dalam konsep Agama Islam kita mengetahui perkembangan anak itu sebagaimana tercantum dalam hadits nabi yang artinya “sesungguhnya anak itu dilahirkan dalam keadaan fithrah dan menjadi yahudi, nashrani, atau majusi itu tergantung dari orang tuanya ”. artilnya bahwa anak itu hakikatnya terlahir dalam keadaan suci dan dalam perkembangan selanjutnya yakni yang berupa karakter dasar adalah orang tuanya, karena proses pemeblajaran dan factor lingkungan.
Paradigma ini berpendapat bahwa: pertama, perilaku anak didik itu terbentuk oleh pengaruh orang dewasa terutama orang tua dan guru. Dalam Psikologi perkembangan aliran ini mirip dengan aliran empirisme John Lock yang mengatakan anak baru lahir bagaikan kertas putih yang mana perkembangannya sangat ditentukan oleh faktor lingkungan. Kedua, tindakan mengikuti stimulus-respon, sehingga bersifat reaktif. Ketiga, hadiah dan hukuman memegang peran penting. Maka asumsinya anak yang melakukan tindakan positif adanya hadiah atau sebaliknya.
Sedangkan dalam konsep Agama Islam kita mengetahui perkembangan anak itu sebagaimana tercantum dalam hadits nabi yang artinya “sesungguhnya anak itu dilahirkan dalam keadaan fithrah dan menjadi yahudi, nashrani, atau majusi itu tergantung dari orang tuanya ”. artilnya bahwa anak itu hakikatnya terlahir dalam keadaan suci dan dalam perkembangan selanjutnya yakni yang berupa karakter dasar adalah orang tuanya, karena proses pemeblajaran dan factor lingkungan.
Konservatisme
Dalam dunia pendidikan seorang konservatif beranggapan bahwa sasaran utama sekolah adalah pelestarian dan penerusan pola-pola social serta tradisi-tradisi yang sudah mapan. Ada dua ungkapan dasar konservatif dalam pendidikan. Pertama, konservatifisme pendidikan religius, yang menekankan peran sentral pelatihan rohaniah sebagai pembangunan karakter moral yang tepat. Kedua, konservatisme pendidikan sekuler, yang memusatkan perhatiannya pada perlunya melestarikan dan meneruskan keyakinan-keyakinan yang telah ada, sebagai cara untuk menjamin pertahanan hidup secara sosial serta efektivitas secara kuat oleh orientasi pendidikan yang bersifat lebih alkitabiyah dan evangelish (mendakwahkan agama) yang secara theology jelas-jelas secara liberal.Bagi mereka ketidak sederajatan masyarakat merupakan suatu hukum kesederajatana alami, suatu hukum yang mustahil di hindari serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau bahkan takdir tuhan. perubahan sosial bagi mereka bukanlah suatu hal yang harus diperjuangkan, karena perubahan akan membuat manusia akan lebih sengsara saja. Dalam bentuknya yang klasik atau awal paradigma konservatif dibangun berdasarkan keyakinan bahwa masyarakat pada dasarnya tidak bisa merencanakan perubahan atau mempengaruhi perubahan sosial, hanya tuhanlah yang merencanakan perubahan keadaan masyarakat.
Dalam dunia pendidikan seorang konservatif beranggapan bahwa sasaran utama sekolah adalah pelestarian dan penerusan pola-pola social serta tradisi-tradisi yang sudah mapan. Ada dua ungkapan dasar konservatif dalam pendidikan. Pertama, konservatifisme pendidikan religius, yang menekankan peran sentral pelatihan rohaniah sebagai pembangunan karakter moral yang tepat. Kedua, konservatisme pendidikan sekuler, yang memusatkan perhatiannya pada perlunya melestarikan dan meneruskan keyakinan-keyakinan yang telah ada, sebagai cara untuk menjamin pertahanan hidup secara sosial serta efektivitas secara kuat oleh orientasi pendidikan yang bersifat lebih alkitabiyah dan evangelish (mendakwahkan agama) yang secara theology jelas-jelas secara liberal.Bagi mereka ketidak sederajatan masyarakat merupakan suatu hukum kesederajatana alami, suatu hukum yang mustahil di hindari serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau bahkan takdir tuhan. perubahan sosial bagi mereka bukanlah suatu hal yang harus diperjuangkan, karena perubahan akan membuat manusia akan lebih sengsara saja. Dalam bentuknya yang klasik atau awal paradigma konservatif dibangun berdasarkan keyakinan bahwa masyarakat pada dasarnya tidak bisa merencanakan perubahan atau mempengaruhi perubahan sosial, hanya tuhanlah yang merencanakan perubahan keadaan masyarakat.
Liberalisme
Liberalisme merupakan paradigma berfikir dan kebudayaan yang tengan menjadi mainstream dunia. dimana atmosfir pemikiran maupun konstalasi kemanusiaan konteporer didominasi paradigma liberal ini, sebagai entitas budaya pendidikan dengan sendirinya tidak luput dari keharusan mengikuti madhzab liberal, yang berpijak pada sekulerisme, individualisme, dan pragmatisme. pengaruh tersebut dalam pendidikan Barat tampak pada mengemukannya paradigma pendidikan progresifisme, yang setiap memandang individu sebagai pihak yang paling tahu hal yan terbaik untuk dirinya sendiri. sekolah atau guru tidak berhak menentukan tata nilai yang harus dan tidak semestinya bagi siswa-siswanya.
Liberalisme merupakan paradigma berfikir dan kebudayaan yang tengan menjadi mainstream dunia. dimana atmosfir pemikiran maupun konstalasi kemanusiaan konteporer didominasi paradigma liberal ini, sebagai entitas budaya pendidikan dengan sendirinya tidak luput dari keharusan mengikuti madhzab liberal, yang berpijak pada sekulerisme, individualisme, dan pragmatisme. pengaruh tersebut dalam pendidikan Barat tampak pada mengemukannya paradigma pendidikan progresifisme, yang setiap memandang individu sebagai pihak yang paling tahu hal yan terbaik untuk dirinya sendiri. sekolah atau guru tidak berhak menentukan tata nilai yang harus dan tidak semestinya bagi siswa-siswanya.
Pragmatisme
Paradigma ini menganggap sebuah gagasan (pendidikan) adalah “benar” jika (dan sejauh) ia menuntun kearah konsekuensi-konsekuensi efektif ketika diterapkan ke penyelesaian masalah yang nyata (praktis)
Paradigma ini menganggap sebuah gagasan (pendidikan) adalah “benar” jika (dan sejauh) ia menuntun kearah konsekuensi-konsekuensi efektif ketika diterapkan ke penyelesaian masalah yang nyata (praktis)
Humanisme
Paradigma humanisme berpendapat: pertama, perilaku manusia itu dipertimbangkan oleh multiple intellegencenya . bukan hanya kecerdasan intelektual semata , tetapi juga kecerdasan emosional dan sepiritual. dua kecerdasan terakhir tidak kalah pentingnya dalam menentukan keberhasilan anak didik.
Paradigma humanisme berpendapat: pertama, perilaku manusia itu dipertimbangkan oleh multiple intellegencenya . bukan hanya kecerdasan intelektual semata , tetapi juga kecerdasan emosional dan sepiritual. dua kecerdasan terakhir tidak kalah pentingnya dalam menentukan keberhasilan anak didik.
Kritis
Pendidikan bagi mereka merupakan arena perjuangan politik, yang menghendaki perubahan struktur secara fundamental dalam politik ekonomi masyarakat dimana politik berada. bagi mereka kelas dan diskriminasi gender dalam masyarakat tercermin pula dalam dunia pendidikan.
Pendidikan bagi mereka merupakan arena perjuangan politik, yang menghendaki perubahan struktur secara fundamental dalam politik ekonomi masyarakat dimana politik berada. bagi mereka kelas dan diskriminasi gender dalam masyarakat tercermin pula dalam dunia pendidikan.
Tiga aliran
utama filsafat pendidikan Islam yang telah dibahas di atas, memiliki
pendapat-pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lain. Aliran yang pertama yaitu aliran
Konservatif (al-Muhafidz). Mereka memaknai ilmu dengan pengertian
sempit, yaitu hanya mencakup ilmu-ilmu yang bersifat keagamaan.Sangat berbeda
dengan aliran Konservatif ini, kalangan yang menamakan diri mereka Ikhwan
al-Shafa, menganggap semua disiplin ilmu adalah penting. Mereka lebih luwesdalam
merumuskan ilmu pengetahuan, dan indera adalah sumber utama ilmu pengetahuan.
Kelompok Ikhwan dan tokoh-tokoh yang sealiran dengannya digolongan ke dalam
aliran yang ke-dua yaitu aliran Religius-Rasional (al-Diniy al-‘Aqlaniy).
Aliran yang ke-tiga yaitu aliran
Pragmatis (al-Dzarai’iy). Tokoh aliran ini adalah Ibnu Khaldun.
Menurutnya, pendidikan bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
akan tetapi juga untuk mendapatkan keahlian duniawi dan ukhrowi, keduanya harus
memberikan keuntungan.
NILAI-NILAI
DASAR DAN SUMBER NORMA PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan dalam islam merupakan proses perubahan
sikap dan tatalaku orang dalam usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan
pelatihan. Pendidikan islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian
anak didik berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam
al-qur’an dan as-sunnah/al-hadits.Al-qur’an merupakan pendidikan secara umum,
yang merupakan pendidikan secara khusus, kelebihan dalam al-qur’an terletak
pada metode yang menakjubkan dan unik sehingga dalam konsep pendidikan
yang terkandung di dalamnya, al-qur’an mampu menciptakan individu yang beriman
dan senantiasa meng-Esakan Allah, serta mengimani hari akhir.Assunnah/al-hadits
adalah: Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan Rosul Allah SWT, pengakuan itu
sendiri adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah,
untuk membina umat manjadi manusia seutuhnya.Al-Hadits sebagai dasar islam
tidak terlepas dari fungsi itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah
terhadap al-qur’an adalah sangat penting.
Islam sebagai agama samawi yang dijamin akan
menyelamatkan umat manusia yang beragamakn islam (Muslim) dan melaksanakan (mengamalkan ) ajaranNNYA.Sebagai agama
Samawi yaitu agama yang bnersal dari Rabbani maka sebagai sumbernya berasal dari Rabbani merupakan keniscayaan
yang tak terbantahkan.Dengan demikian sumber norma dan nilai dalam islam
adalah Alquran dan Alhadist ,dan ijtihad
sebagai sumber tambahan.
PENDIDIK
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Dalam perspektif filsafat pendidikan
islam, para pendidik adalah orang yang menguayakan terbentuknya manusia yang
rasional dalam mengimani sesuatu yan bersifat metafisikal, melakukan filter
dalam menerima doktrin agama. Sedangkan tugas pendidik antara lain yaitu:
a. Membimbing anak didik
Mencari pengenalan terhadapnya mengenai
kebutuhan kesanggupan, bakat, minat dan sebagainya.
b. Menciptakan situasi untuk pendidikan
Situasi pendidikan, yaitu suatu
keadaan yang menyebabkan tindakan-tindakan dapat berlangsung dengan baik dan
hasl yang memuaskan.
c. Memiliki
pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan, pengetahuan-pengetahuan keagamaan, dan
lain-lainnya.
Pengetahuan ini tidak sekedar
diketahui tetapi juga diamalkan dan diyakininya sendiri. Kedudukan pendidik
sebagai pihak yang “lebih” dalam situasi pendidikan. Haruslah dingat bahwa
pendidik adalah manusia dengan sifat yang tidak sempurna. Oleh karena itu,
pendidik harusselalu meninjau diri sendiri. Dari reaksi anak didik, hasil-hasil
usaha pendidikan, pendidik dapat memperoleh bahan-bahan kesamaan dari pihak
anak didik. Kecaman yang membangun pun besar sekali manfaatnya.
Dalam Islam, orang yang pertama bertanggung jawab adalah ayah
dan ibu (orang tua), tapi seiring berkembangnya dan kemajuan zaman tugas itu
diserahkan kepada pihak lembaga pendidikan yang bertugas sebagai pendidik kedua
setelah orang tua, dan pada intinya baik orang tua, maupun tenaga pendidik
adalah membimbing anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, yakni
menjadi insankamil.
PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN
ISLAM
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Peserta didik memiliki kedudukan sebagai sentral
pendidikan, pokok persoalan dalam pendidikan Islam karna peserta didiklah yang
memiliki tujuan serta cita-cita yang ingin dicapainya, jadi tugas dari seorang
pendidik atau guru adalah memberikan bantuan, arahan dan bimbingan kepada
peserta didik menuju kesempurnaan atau tujuan yang ingin di capainya tersebut.
Untuk itu seorang pendidik atau guru harus
memahami betul kebutuhan-kebutuhan dari peserta didiknya, baik itu kebutuhan
fisiknya, kebutuhan sosialnya, kebutuhannya untuk mendapatkan status, kebutuhan
mandirinya, kebutuhannya untuk berprestasi, disayangi dan dicintai,
berfilsafat, serta kebutuhannya untuk berintelektual. Juga pendidik harus
mengetahui apa-apa yang menjadi dimensi dari peserta didik yaitu dimensi fisik,
akal, dimensi agama, akhlak, rohani, seni, serta dimensi sosialnya.
Bukan hanya untuk para pendidik yang harus
memperhatikan peserta didik, tapi peserta didik pun harus menghargai posisi
pendidik sebagai pembina, pembimbing. Peserta didik harus beretika serta harus
memperhatikan kewajibannya terhadap pendidik serta orang-orang disekitarnya.
JUDUL : MANUSIA PEMBELAJAR (PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK) YANG
BIJAKSANA DALAM PENDIDIKAN ISLAM
OLEH :
Pendidik adalah
orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus pendidik
dalam perspektif pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara
fungsional kata pendidik dapat di artikan sebagai pemberi atau penyalur
pengetahuan, keterampilan.
Perbuatan
mendidik atau mengajar adalah perbuatan terpuji dan mendatangkan pahala dari
Allah karena amal kebajikan jariyah yang akan mengalirkan pahala selama ilmu
yang diajarkan tersebut masih diamalkan orang yang belajar tersebut.Seorang
pendidik mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya sebagai seorang
pendidik. Seperti yang dikatakan oleh Imam Ghazali bahwa” tugas pendidik adalah
menyempurnakan, membersihkan, menyempurnakan serta membawa hati manusia untuk
Taqarrub kepada Allah SWT.
Sedangkan anak
didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan
menurut fitrahnya masing-masing, dimana mereka sangat memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang
tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.
INOVASI
DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM YANG ADA DI INDONESIA
Inovasi
yang dilakukan dalam pendidikan agama islam yang ada di Indonesia adalahb :
1.
Inovasi
dalam proses pembelajaran
Proses
belajar mengajar harus didasaskan pada prinsip belajar siswa aktif (Student
active learning). Lebih menekankan pada proses pembelajaran dan bukan mengajar.
Proses pembelajaran di dasarkan pada learning kompetensi yaitu peserta didik
akan memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap, wawasan dan penerapannya sesuai
dengan kriteria atau tujuan pembelajaran. Proses beelajar diorientasikan pada
pengembangan kepribadian yang optimal dan didasarkan pada nilai-nilai ilahiyah.
Menurut prinsip ini, peserta didik diberi kesempatan untuk secara aktif
merealisaikan segala potensi bawaan kearah tujuan yang diinginkan yaitu menjdi
manusia muslim yang berkualitas.
2. Inovasi
dalam evaluasi pembelajaran
Pendidkan
agama islam tidak hanya menekankan pada penilaian secara kognitif melainkan
penilaian secara praktek atau pengaplikasian dalam kehidupan. Pendidkan yang
efektif sebaiknya menekankan pemahaman konsep dan kemampuan di bidang kognitif,
ketrampilan, sosial dan efektif. Evaluasi pembelajaran dilakukan secara terpadu
yang di dalamnya menitikberatkan pada praktek atau pengaplikasian dalam
kehidupan sehari-hari.
Inovasi pendidikan Islam pada dasarnya bersifat terbuka,
demokrasi dan universal. Tetapi keterbukaan pendidikan Islam bukan berarti
tidak disertai dengan fleksibelitas untuk mengadopsi (menyerap) unsur-unsur
positif dari luar, sesuai perkembangan dan kepentingan masyarakatnya, dengan
tetap menjaga dasar-dasarnya yang orginal (shahih) yang bersumber dari
Al-Qur’an dan Al-Hadits. Hal ini ditulis dalam sebuah postulat yang popular
“Melestarikan nilai-nilai lama yang positif dan mengambil nilai-nilai yang baru
yang lebih positif”. Keterbukaan seperti inilah yang memungkinkan pembharuan
(inovasi) dalam pendidikan Islam, bukan saja karena tuntutan zaman, tetapi
bersamaan dengan itu pembaharuan diperlukan karena hajat untuk memperbaiki
kemaslahatan kaum muslimin sendiri (Kurikulum 2013)
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
ISLAM DI INDONESIA
Berdasarkan
bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan
kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abadke-7M, yaitu pada
masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan
kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam
dari Gujarat (India). Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di
Indonesia atau proses Islamisasi di Indonesia melalui beberapa cara atau
saluran, yaitu perdagangan, politik, dan tassawuf. Pendidikan untuk komunitas muslim relatif
telah mapan melalui lembaga-lembaga yang secara tradisional telah berkembang
dan mengakar sejak proses awal masuknya Islam ke Indonesia.
Pendidikan selama penjajahan
Belanda dapat dipetakan kedalam 2 (dua) periode besar, yaitu pada masa VOC
(Vereenigde Oost-indische Compagnie) dan masa pemerintah Hindia Belanda
(Nederlands Indie). Pada masa VOC, yang merupakan sebuah kongsi (perusahaan)
dagang, kondisi pendidikan di Indonesia dapat dikatakan tidak lepas dari maksud
dan kepentingan komersial. Pada tahun 1950 di mana kedaulatan Indonesia telah
pulih untuk seluruh Indonesia, maka rencana pendidikan agama untuk seluruh
wilayah Indonesia makin disempurnakan dengan dibentuknya panitia bersama.
: